DUKUNGAN SOSIAL SEBAGAI DETERMINAN KESEHATAN MENTAL PADA REMAJA DENGAN KELUARGA BROKEN HOME

Authors

  • Amhar Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
  • Nur Fajrah Azari UIN Raden Fatah Palembang
  • Nisya Fadilla UIN Raden Fatah Palembang
  • Sabrina Rizky Amelia
  • Nabila Sabrina Nurfianti
  • Rafa Aurelia Universitas Surabaya
  • Angela Gracia Lusiani Dahut Universitas Nusa Cendana Kupang Nusa Tenggara Timur
  • Nidya Malica Permata

DOI:

https://doi.org/10.61994/jcss.v1i1.135

Keywords:

Dukungan Sosial, Kesehatan Mental, Remaja, Broken Home, Keluarga

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak pengaruh dukungan sosial terhadap kesehatan mental remaja dengan keluarga broken home. Dukungan sosial merupakan hadirnya orang-orang tertentu yang secara pribadi memberikan nasehat, motivasi, arahan dan menunjukkan jalan keluar ketika individu mengalami masalah dan pada saat mengalami kendala dalam melakukan kegiatan secara terarah guna mencapai tujuan (Bastaman, dalam Fatwa, 2014). Kesehatan mental menurut seorang ahli kesehatan Merriam Webster, merupakan suatu keadaan emosional dan psikologis yang baik, dimana individu dapat memanfaatkan kemampuan kognisi dan emosi, berfungsi dalam komunitasnya, dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah goggle form. Dari data yang kami terima, terdapat 83 responden yang bersedia mengisi goggle form yang kami bagikan. Kemudian data diolah menggunakan metode kuantitatif, dengan aplikasi Microsoft Excel dan IBM SPSS.

Hasil penelitian menunjukkan nilai sig = 0,045 yang berarti, ada bukti statistik yang cukup kuat untuk menyimpulkan bahwa  hubungan antara Dukungan sosial dan Kesehatan tidak terjadi secara kebetulan atau bisa dibilang seimbang. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa, rata-rata tingkat kesehatan remaja laki-laki lebih tinggi daripada remaja perempuan. Tetapi, tingkat rata-rata dukungan sosial remaja perempuan lebih tinggi daripada remaja laki-laki.

 

 

This research aims to determine how much influence social support has on the mental health of adolescents with broken home families.  Social support is the presence of certain people who personally provide advice, motivation, direction and show a way out when individuals experience problems and when they experience obstacles in carrying out activities in a directed manner to achieve goals (Bastaman, in Fatwa, 2014).  Mental health according to a health expert Merriam Webster, is a good emotional and psychological state, where individuals can utilize their cognitive and emotional abilities, function in their community, and meet their daily needs.  The data collection used in this study is the goggle form.  From the data we received, there were 83 respondents who were willing to fill out the goggle form we distributed.  Then the data is processed using quantitative methods, with Microsoft Excel and IBM SPSS applications.

The results showed a value of sig = 0.045 which means, there is enough statistical evidence to conclude that the relationship between social support and health did not occur by chance or arguably balanced. The study also showed that, on average, the health rate of adolescent boys is higher than adolescent girls. However, the average level of social support of adolescent girls is higher than that of adolescent boys.

References

Alam Krisna Dinova (2016). “Hubungan antara dukungan sosial dengan psychological wellbeing pada remaja panti asuhan. University of Muhammadiyah Malang.

David Geldard (2009). KONSELING REMAJA INTERVENSI PRAKTIS BAGI REMAJA BERISIKO. Yogyakarta : PUSTAKA BELAJAR.

Diana Vidya Fakhriyani (2017). KESEHATAN MENTAL.

Ilham Akhsanu Ridlo. Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental. Universitar Airlangga, 2020.

Kartika Sari Putri (2012). Pengembangan, Lembaga, Dan Penjaminan, and Mutu Pendidikan. “KESEHATAN MENTAL.”

Lynn Wilcox (2018). PSIKOLOGI KEPRIBADIAN. Yogyakarta : IRCiSoD.

Made Amalia Kristianti Dewi, Luh Made Karisma Sukmayanti. Psikobuletin: Buletin Ilmiah Psikologi. Vol.1, No.1, September,2020 (179-186)

Maria Theresia A. F. Lim, Sandi Kartasasmita. DUKUNGAN INTERNAL ATAU EKSTERNAL: SELF-COMPASSION DAN PERCEIVED SOCIAL SUPPORT SEBAGAI PREDIKTOR STRES. Jurnal Muara Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 2, No. 2, Oktober 2018: hlm 551-562.

Michael Adryanto, Savitri Soekrisno, (1988). SOCIAL PSYCHOLOGY Fiftb Edition. Erlangga.

Mohammad Ali, Mohammad Asrori, (2010). PSIKOLOGI REMAJA Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Ni Made Dian Sulistiowati, budi Anna Keliat, Besral Besral, Abdul Wakhid (2018). “Gambaran dukungan sosial terhadap kesejahteraan emosional, psikologi dan sosial pada kesehatan jiwa remaja”. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal 8 (2), 166-122.

Nugraheni, L. (2012). Parenting patterns of adolescents in broken home families as a result of divorce.

Peterson, R. (2009). Familis firs: keys to successful family functioning, family roles. Communications and Marketing, Collage of Agriculture and life Sciences.Virginia Politechnic and State.

Rif’ati, M. I., Arumsari, A., Fajriani, N., Maghfiroh, V. S., Abidi, A. F., Chusairi, A., & Hadi, C. (2018). Konsep Dukungan Sosial. Filsafat Ilmu.

Sari Pediatri (2016). Adolescent Development (perkembangan remaja).

Sri Lestari. (2012). PSIKOLOGI KELUARGA: penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga. Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP.

Yustinus Semiun. Kesehatan mental 2; pandangan umum mengenai penyesuaian diri dan kesehatan mental serta teori-teori yang terkait. Yogyakarta : Kanisius, 2006.

Zeela Karina, Muhammad Ali Sodik. Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesehatan. OSF Preprints, 2018.

Zulrizka Iskandar (2013). PSIKOLOGI LINGKUNGAN: Metode dan Aplikasi. Bandung : PT. Refika Aditama.

Downloads

Published

30-06-2023