Optimalisasi Digitalisasi Administrasi PBB-P2 Melalui Aplikasi SiPBB Trengginas di Kabupaten Magelang

Bagus Fauzan Azhari; Fatoni Fauzan Ardiansyah; Felisa Maya Azhara; Sania Della Chasandra; Wan Atalah Naufal Aziz; Alfina Arum Amandha; Lintang Sugandhi Putri; Ferdy Irvando; Yunita Setianingsih; Rahma Quraeni

doi:10.61994/bersama.v3i2.1132

Authors

Bagus Fauzan Azhari Universitas Tidar, Magelang, Jawa Tengah
Fatoni Fauzan Ardiansyah Universitas Tidar, Magelang, Jawa Tengah
Felisa Maya Azhara Universitas Tidar, Magelang, Jawa Tengah
Sania Della Chasandra Universitas Tidar, Magelang, Jawa Tengah
Wan Atalah Naufal Aziz Universitas Tidar, Magelang, Jawa Tengah
Alfina Arum Amandha Universitas Tidar, Magelang, Jawa Tengah
Lintang Sugandhi Putri Universitas Tidar, Magelang, Jawa Tengah
Ferdy Irvando Universitas Tidar, Magelang, Jawa Tengah
Yunita Setianingsih Universitas Tidar, Magelang, Jawa Tengah
Rahma Quraeni Universitas Tidar, Magelang, Jawa Tengah

DOI:

https://doi.org/10.61994/bersama.v3i2.1132

Keywords:

Transformasi Digital, PBB-P2 (Pajak Bumi dan Bangunan, Perdesaan dan Perkotaan), SiPBB Trengginas, Literasi Digital, Participatory Action Research (PAR)

Abstract

Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas administrasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kabupaten Magelang melalui implementasi Sistem Informasi PBB Terintegrasi, Gesit, dan Tangkas (SiPBB Trengginas). Tantangan utama yang dihadapi meliputi rendahnya literasi digital aparatur desa, keterbatasan infrastruktur internet, dan resistensi terhadap perubahan dari sistem manual ke digital. Dengan pendekatan Participatory Action Research (PAR), mahasiswa Universitas Tidar melakukan pendampingan teknis di tiga kecamatan (Muntilan, Mungkid, Mertoyudan) untuk mengoptimalkan penggunaan aplikasi SiPBB Trengginas. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam kapasitas digital aparatur desa, dengan waktu layanan berkurang dari 7-10 hari menjadi 1-3 hari dan penurunan kesalahan administratif sebesar 40%. Selain itu, 85% perangkat desa mampu melakukan pemutakhiran data secara mandiri, dan 90% desa sasaran mengadopsi SOP digital untuk layanan pajak. Program ini juga meningkatkan partisipasi masyarakat, tercermin dari peningkatan permohonan mutasi sebesar 50%. Namun, keberlanjutan program memerlukan penguatan infrastruktur, pelatihan berjenjang, dan sinergi antar pemangku kepentingan. Inisiatif ini membuktikan bahwa transformasi digital di tingkat desa dapat berhasil dengan pendekatan holistik yang menggabungkan teknologi, peningkatan kapasitas, dan kolaborasi multipihak.

References

Adisiswanto, A. E. (2025). Optimalisasi Tata Kelola Pajak Desa melalui Pendampingan Administrasi Keuangan Berbasis Transparansi dan Partisipasi Masyarakat, 4(2), 188–196.

Agus Afandi, Nabiela Laily , Noor Wahyudi, Muchammad Helmi Umam, Ridwan Andi Kambau, Siti Aisyah Rahman, Mutmainnah Sudirman, Jamilah, Nurhira Abdul Kadir, Syahruni Junaid, Serliah Nur, Rika Dwi, Ayu Parmitasari, Nurdiyanah, Marzuki Wahid, J. W. (n.d.). Metodologi Pengabdian Masyarakat.

Harefa, M. (2016). Kendala Implementasi dan Efektivitas Pemungutan Pajak PBB-P2 oleh Pemerintah Kota Makassar. Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, 7(1), 67–82.

Islami, M. J. (2021). Implementasi Satu Data Indonesia: Tantangan dan Critical Success Factors (CSFs) One Data Indonesia Implementation: Challenges and Critical Success Factors. Jurnal Komunika: Jurnal Komunikasi dan Informatika, 10(1), 13–23. Retrieved from http://doi.org/10.31504/komunika.v9i1.3750

MAGELANG, B. P. P. K. D. A. D. K. (2024). BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI (USER MANUAL) SISTEM INFORMASI PBB TERINTEGRASI GESIT DAN TANGKAS (SiPBBTRENGGINAS).

Siti Nurul Jannah, Riekya Oktaviani, Abdul Qodir, M. H. (2024). Pemanfaatan teknologi guna mempercepat pembangunan desa dan meningkatkan pelayanan, 2(6), 111–119.

Zahrotur R., Fitriana K., Hersa Kumaradia A., Kholidatu N., Billah Marela S., Yeni Indah A., K., & Itsna H., S. Mahfudlotin I., Sholihur R., A. M. (2019). Mahasiswa Dalam Pengabdian Masyarakat Terpencil (Studi PAR di Padukuhan Tileng, Kepek, Saptosari, Gunungkidul). Maret, 1, 81–85.